Sore hari di akhir pekan bulan Maret, Dewi Ayu bangkit dari kuburan setelah dua puluh satu tahun kematiannya. Seorang bocak gembala dibuat terbangun dari tidur siangnya di bawah pohon kamboja. Ia kencing di celana pendeknya sebelum melolong. Keempat dombanya lari diantara batu dan kayu nisan tanpa arah bagaikan seekor macan dilemparkan ke tengah mereka.
Semuanya berawal dari kegaduhan di kuburan tua dengan nisan tanpa nama dan rumput setinggi lutut yang dikenal sebagai Dewi Ayu.